Sabtu, 23 Februari 2019

TRANCE DAN MONCE


“Keajaiban yang tersimpan dalam sebuah karya”

Di sebuah sekolah tingkat menengah pertama sedang berlangsung proses belajar mengajar di kelas 7B. Bu Ninik sedang asik memberi materi seni budaya, anak-anak pun serius memperhatikan. Ketika bel istirahat berbunyi Indra, Rama, Robi, dan Bowo sedang asik berbincang-bincang membicarakan tugas yang diberikan Bu Ninik. Santi, Putri, Sinta, dan Susi tiba-tiba menghampiri mereka yang cowok. Santi bermaksud ingin bergabung dengan Bowo dan teman-teman untuk mengerjakan tugasnya Bu Ninik. Akhirnya mereka berdelapan sepakat untuk memilih Bowo sebagai ketua kelompok dan sepulang sekolah mereka akan mengadakan kerja kelompok di kelas 7B. Bowo memilih tarian tradisional dari Jawa Tengah yang akan dibawakan mereka nanti saat pentas tari antar kelas yang diadakan oleh Bu Ninik. Ketika Robi sedang berjalan di depan kelas 7D dia melihat Ririn sedang asik menonton video di telepon genggamnya. Ririn sedang asik menonton modern dance yang berasal dari negara luar kemudian sesekali Ririn mengikuti gerakan dance yang dia tonton.
Hei,, Rin kamu lagi ngapain?” seru Robi
Eh Robi, ini aku lagi nonton video dance Girls’ Generation.” ucap Ririn
Hah? Girls’ Generation? Itu apa ya?” tanya Robi yang terlihat penasaran
Girls’ Generation itu modern dance asal luar negeri loh Rob.” ucap Ririn dengan gembira
Oh, memangnya kenapa kamu tertarik dengan dance itu?” tanya Robi yang masih penasaran
Aku tertarik karena ....” ucap Ririn dengan semangat
“Kriiinnggg, kriiiinnngggg…!”, suara bel sekolah berbunyi.
Pada akhirnya mereka masuk ke kelasnya masing-masing. Waktu pun begitu cepat beralu dan jam pembelajaran pada hari itu telah usai, saatnya siswa dan siswi pulang ke rumahnya masing-masing. Akan tetapi berbeda dengan Robi dan teman-temanya. Mereka tidak langsung pulang ke rumahnya masing-masing tetapi mereka kerja kelompok untuk mengerjakan tugas yang diberikan oleh bu Ninik. Ketika semua anggotanya sudah berkumpul mereka pun memulai konsep yang akan mereka bawakan nanti pada pentas seni. Bowo pun memberitahu kepada teman-teman atas saran yang diberikan oleh dirinya tentang tarian tradisional dari Jawa Tengah dan memberitahu gerakan dari tarian tersebut melalui video. Saat mereka menyaksikan video tersebut sesekali Santi, Sinta dan Putri mengikuti gerakan tarian tersebut. Beberapa menit kemudian Susi selaku anggota kelompok pulang duluan dari yang lainnya, karena dia udah dijemput oleh ibunya, dan sementara itu yang lainnya pun ikut pulang.
“Eh, yang cowoknya kan bawa motor antarin kami pulang lah yang ceweknya.” ujar Putri.
“Yaudah, kalau gitu aku antarin Putri kan rumah kami searah, Indra antarin Santi, Rama antarin Sinta rumah kalian kan juga searah, nah kamu Bowo sendiri deh hahaha” ujar Robi.
“Oke, siip..!!” jawab serentak Indra dan Rama.
Ketika keesokan harinya di sekolah pas jam istirahat terlihat Ririn sedang melakukan modern dance. “Hey Ririn, kamu sendiri? Kamu tidak membuat kelompok?” ujar Bowo
“Eh iya nih, aku sendiri. Memangnya kenapa?” tanya Ririn
“Hahaha tidak apa-apa kok Rin, oh iya btw bukannya kita disuruh untuk menari tarian tradisional bukan modern dance.” ujar Bowo.
“Suka-suka kulah, emang kalau aku modern dance ada masalah??” ujar Ririn dengan ketus
Oalah ya sudah kalau begitu, semangat ya Rin.” ujar Bowo dengan paras senyum.
Karena kesal dengan jawaban Ririn, Bowo pun meninggalkannya. Bowo memilih untuk berkumpul dengan anggota kelompoknya dan meminta untuk jam pulang sekolah memulai latihan menari. Pada saat pulang sekolah mereka pun mulai berlatih nari karena dua minggu lagi mereka akan tampil.
“Ayo semuanya kita latihan hari ini karena dua minggu lagi kita akan tampil.” ujar Bowo.
Sewaktu latihan Rama tampak main-main dan dia melakukan gerakan lain.
Rama!! Kau ini gimana sih, udah tau dua minggu lagi kita akan tampil tapi kamu tidak serius latihannya.” kata Putri sambil membentak.
“Betul tu, bukannya melakukan gerakan tari malah melakukan gerakan lain.” ujar Susi
“Sudahlah, kalian tak usah bertengkar terus, kalau kalian bertengkar terus latihannya tidak akan selesai.” ujar Bowo.
“Betul itu kata Bowo, lebih baik kita lanjutkan saja latihannya.” ujar Indra
“Iya-iya aku minta maaf , aku gak akan mengulanginya lagi.” ujar Rama sambil merasa bersalah. Mereka pun melanjut kan latihannya hingga sore hari.
Tak terasa senja sore tenggelam berganti malam dengan hiasan gemerlap bintang. Bowo dan teman-teman mengakhiri kegiatan pada hari itu dan dilanjutkan pada keesokan harinya.
Seminggu kemudian….
Pagi hari ini sangat beda dengan hari-hari biasanya. Indra yang biasanya datang selalu saja hampir terlambat akan tetapi pagi ini dia datang pertama di kelasnya. Tak lama Bowo pun datang dan mengejek Indra.
“Lah, ndra tumben kamu datang pagi. Biasanya juga kamu datang mepet-mepet jam masuk sekolah haha.” ujar Bowo
“Datang pagi salah, datang siang salah. Terus aku harus datang kapan?” ujar Indra
“Hahaha bercanda kok ndra, jangan marah. Ya baguslah kalau kamu datang pagi, biar kamu jadi anak yang rajin. Lain kali kamu datang pagi lagi ya, kayak hari ini.” ujar Bowo
“Ok deh, aku usahakan.” ujar Indra
Semakin siang kelas pun semakin ramai. Teman-teman sekelas Indra dan Bowo mulai berdatangan ke sekolah untuk mengikuti pelajaran pada hari ini. Bowo pun memberitahu kepada anggota kelompoknya bahwa nanti siang berkumpul dikelas dan melakukan latihan lagi. Waktu begitu cepat berlalu, beberapa menit lagi siswa/i mengakhiri pembelajaran pada hari ini.
Saat Bowo dan anggota kelompoknya berkumpul dan melakukan latihan, suatu ketika Ririn menghampiri mereka.
“Hei,, kalian wih lagi serius latihan ya?” ujar Ririn
“Eh rin. Kamu kapan datangnya?” ujar Bowo
“Baru saja aku datang, oh iya maaf ya aku ganggu kalian.” ujar Ririn
“Iya tidak apa-apa kok rin.” ujar Santi, Putri, Sinta dengan serempak
“Oh iya kedatangan aku kesini bermaksud untuk bergabung dengan kalian, kalian mau tidak? Aku ada ide nanti kita berkolaborasi antara tradisional dan modern dance.” ujar Ririn dengan raut muka bimbang
“Hmmm,, gimana nih teman-teman?” ujar Bowo selaku ketua anggota
“Tapi waktunya kan tinggal seminggu lagi kita tampil. Apakah cukup dengan waktu seminggu kita melakukan latihan kolaborasinya? Kita latihan sudah 70% loh, jangan latihan ini hancur gara-gara lo Rin. Kenapa lo gak ngajak kolaborasi dari kemaren-kemaren ngomong ke kitanya?” ujar Putri dengan nada tinggi
“Maaf kan aku put, tapi kalau kalian tidak mau menerimaku juga tidak apa-apa kok.” ujar Ririn dengan wajah melas
“Eh put tapi ide Ririn itu bagus loh, kalo kita berkolaborasi kan kerennn. Kita coba dulu aja, kita pasti bisa kok.” ujar Santi
“Wah betul tuh kata Santi, kan keren jadinya kalau kolaborasi. Aku jadi membayangkan nanti kita pas pentas.” ujar Susi
“Sudah sudah jangan berantem, ayo kita mulai latihan kolaborasi aja sekarang.” ujar Sinta
“Yok teman-teman kita mulai latihan lagi. Coba kamu jelasin Rin maksud dari ide kamu.” ujar Bowo
“Nih maksud dari ide aku gini, jadi nanti musiknya di kolaborasiin dengan modern dance misalnya musik dari tadisional dancenya itu 10 menit nah kita bagi 2 jadi tradisional dance tampil 5 menit dan modern dance juga tampil 5 menit.” ujar Ririn
“Wah aku paham ok ok, semoga latihan kita lancer.” ujar Bowo
“Aminnnnnnn.” ujar anggota kelompok Bowo dengan serempak
“Yaudah kita latihan setiap hari ya, soalnya tinggal seminggu lagi nih waktunya.” ujar Bowo
“Ok boss siapp.” ujar anggota kelompok Bowo dengan bercanda
Seminggu kemudian…
            Tibalah hari diadakannya pentas seni siswa kelas 7. Bowo dan anggota kelompoknya sudah siap di belakang panggung. Diintipnya suasana dari balik tirai, sungguh sangat ramai. Di antara sekian banyak orang yang datang, Ririn melihat ayah dan ibunya di bangku penonton. Ia tersenyum lebar. Rasa takut dan khawatir kini tak lagi menghinggapinya. Ketika kelompok Bowo tampil, mereka maju kepanggung tak disangka dari awal tarian hingga akhir banyak penonton yang bertepuk tangan dan memberikan pujian sambal berdiri diiringi teriakan gembira menggema di sekolah itu. “Wonderful”,“Amazing”,”Luar biasa”,”Keren banget”, itulah kata-kata yang keluar dari mulut para penonton yang menyaksikan kolaborasi tari tersebut.
            Kali ini, semua penonton larut menyaksikan penampilan tari kolaborasi tersebut. Waktu terasa beerlalu cepat, saat para peserta pentas seni ternyata menyudahi pertunjukan mereka. Tak ayal, semua penonton menyambut dengan berdiri diiringi tepuk tangan berkali-kali. Dan sekarang tibalah waktunya bagi mereka pemberitahuan nilai, tidak disangka ketika nilai disebutkan ternyata kolaborasi tradisional dance dan modern dance tersebut mendapatkan nilai yang lebih tinggi daripada kelompok yang lain. Semua siswa/i kelas 7 pun yang mendengarkan pemberitahuan itu memberikan selamat atas kemenangan kepada kelompok Bowo.
Dengan mengkolaborasikan antara tradisional dance dan modern dance hasil globalisasi dalam satu acara, akan menumbuhkan pengetahuan baru dan nyata bagi kita. Hal ini dimaksudkan untuk memberi keseimbangan bagi pengaruh kebudayaan modern dampak globalisasi di Indonesia yang tidak mungkin kita hindari.