Heyy… Guyss….
Kalian gak bosan kan melihat blog
saya? Oh iya sebelumya Minal A'idzin Wal Faa Idzin ya semuaaa... maaf kan saya jika ada salah kata
Kali ini saya ingin berbagi cerita tentang perasaan saya saat membaca
buku karya Boy Candra yang berjudul ”Senja, Hujan, & Cerita Yang Telah Usai” dan juga meresensi buku
tersebut. Buku itu merupakan salah satu buku nonfiksi karangannya. Buku
tersebut membuat saya terbawa emosi karena
bahasa yang yang digunakan indah sekaligus mempesona. Cover dari buku ini sederhana. Pemilihan warna cover yang
tidak terlalu mencolok, mewakili isi dari novel ini. Pemilihan katanya begitu
tertata apik dan mengundang rasa penasaran untuk mengetahui lebih lanjut. Penyisipan
quotes-quotes dalam buku sendiri juga menarik. Banyak quotes- quotes bagus yang
menginspirasi. Isi buku ini juga menginspirasi saya untuk belajar menerima
sebuah kenyataan tentang cinta.
Dari pada kalian penasaran
resensi yang saya buat yuk dilihat…
Senja, Hujan, & Cerita Yang Telah Usai
Anatomi Buku
Judul
Buku : Senja, Hujan, & Cerita Yang Telah Usai
Genre Buku : Nonfiksi
Penulis : Boy Candra
Penerbit : Mediakita
Penyunting : Irwan
Rouf
Proofreader : Sudarma S
Penata
Letak : Didit Sasono
Desain
Sampul : Budi Setiawan
Ilustrasi
Isi : Di2t
Tahun
Terbit :
Cetakan Pertama, 2015
Cetakan Kesembilanbelas, 2017
Kota
Terbit : Jakarta
Selatan
Jumlah
Halaman : viii + 240
halaman
Banyak
Bab : 7 bab
Ukuran
buku : 13 x 19 cm
Harga
Buku : 50.000
Pemasaran :
PT Transmedia Distributor
ISBN
: 979-794-499-9
Boy Candra tinggal di Padang, terlahir pada 21 November 1989.
Namanya kian melejit usai penjualan novel pertamanya yang laris di hati para
pecinta novel. Bahkan, di September 2016, Boy Candra meluncurkan novel barunya
dengan judul “Pada Senja yang Membawamu Pergi” yang diterbitkan oleh
Gagasmedia.
Novel “Senja, Hujan dan Cerita yang Telah Usai” diangkat dari
pengalaman pribadi penulis. Lewat novelnya, penulis menceritakan segala
perjalanan asmaranya. Kisah-kisahnya tersampaikan dengan jelas dan menarik.
Pengalamannya dari mulai jatuh cinta, mencintai diam-diam, mencintai sahabat
sendiri, bahkan patah hati sangat menyentuh pembacanya. Tak heran jika para
Remaja banyak mengutip kata-kata novel ini. Memang dilihat dari pemilihan
katanya, sederhana dan mudah dimengerti. Walau dengan pilihan kata yang puitis,
namun tidak menimbulkan multi tafsir. Cerita setiap Babnya tidak bertele-tele.
Hal ini sangat baik untuk mengontrol penyakit jenuh yang kerap dirasakan
pembaca. Boy Candra menyajikan kata-kata sehari-hari yang sering digunakan oleh
para pembaca.
Kelebihan dari novel ini adalah covernya yang sederhana.
Pemilihan warna cover yang tidak terlalu mencolok, mewakili isi dari novel ini.
Ditunjang dengan sinopsis di cover belakang. Pemilihan katanya begitu tertata
apik dan mengundang rasa penasaran untuk mengetahui lebih lanjut. Penyisipan
kutipan-kutipan di setiap pergantian Bab, sangat menarik sekali. Penulis mampu
membawa pembacanya untuk masuk dan merasakan isi novel. Isi novel tersampaikan
dengan baik. Bila mengingat latar belakang yang merupakan pengalaman pribadi,
jelas isi novel merupakan hal yang sering terjadi bagi pembaca. Sangat mudah
bagi pembaca untuk merasakan menjadi bagian dalam novel ini.
Namun, dalam novel ini juga terdapat kekurangan. Alurnya yang
campuran kadang menjadi moment menjenuhkan bagi pembaca. Penempatan setiap babnya
kurang tertara. Kadang ceritanya menyenangkan dan membuat tersenyum tipis,
namun di bab selanjutnya mengisahkan rasanya patah hati. Hal ini sangat
menjatuhkan mood para pembaca. Tak jarang pembaca melewati bab tertentu yang
menurutnya tidak menarik dan membuat jenuh.
Sekian
dari resensi yang saya buat semoga bermanfaat ya bagi kalian semua, sampai
jumpa… Jangan kangen lohh… hehe..