“Keajaiban yang
tersimpan dalam sebuah karya”
Di sebuah sekolah
tingkat menengah pertama sedang berlangsung proses belajar mengajar di kelas 7B. Bu Ninik sedang asik
memberi materi seni budaya, anak-anak pun serius memperhatikan. Ketika bel
istirahat berbunyi Indra, Rama, Robi, dan Bowo sedang asik berbincang-bincang
membicarakan tugas yang diberikan Bu Ninik. Santi, Putri, Sinta, dan Susi tiba-tiba
menghampiri mereka yang cowok. Santi bermaksud ingin bergabung dengan Bowo dan
teman-teman untuk mengerjakan tugasnya Bu Ninik. Akhirnya mereka berdelapan
sepakat untuk memilih Bowo sebagai ketua kelompok dan sepulang sekolah mereka akan mengadakan kerja kelompok di kelas 7B.
Bowo memilih tarian tradisional dari Jawa Tengah yang akan dibawakan mereka
nanti saat pentas tari antar kelas yang diadakan oleh Bu Ninik. Ketika Robi
sedang berjalan di depan kelas 7D dia melihat Ririn sedang asik menonton video
di telepon genggamnya. Ririn sedang asik menonton modern dance yang berasal
dari negara luar kemudian sesekali Ririn mengikuti gerakan dance yang dia
tonton.
“Hei,, Rin kamu lagi
ngapain?” seru Robi
“Eh Robi, ini aku lagi
nonton video dance Girls’ Generation.” ucap Ririn
“Hah? Girls’
Generation? Itu apa ya?” tanya Robi yang terlihat penasaran
“Girls’ Generation
itu modern dance asal luar negeri
loh Rob.” ucap Ririn dengan gembira
“Oh, memangnya kenapa kamu
tertarik dengan dance itu?” tanya Robi
yang masih penasaran
“Aku tertarik karena ....” ucap Ririn dengan semangat
“Kriiinnggg, kriiiinnngggg…!”, suara bel sekolah
berbunyi.
Pada akhirnya
mereka masuk ke kelasnya masing-masing. Waktu
pun begitu cepat beralu dan jam
pembelajaran pada hari itu telah usai, saatnya siswa dan siswi pulang ke
rumahnya masing-masing. Akan tetapi berbeda dengan Robi dan teman-temanya.
Mereka tidak langsung pulang ke rumahnya masing-masing tetapi mereka kerja
kelompok untuk mengerjakan tugas yang diberikan oleh bu Ninik. Ketika semua
anggotanya sudah berkumpul mereka pun memulai konsep yang akan mereka bawakan
nanti pada pentas seni. Bowo pun
memberitahu kepada teman-teman atas saran yang diberikan oleh dirinya tentang
tarian tradisional dari Jawa Tengah dan memberitahu gerakan dari tarian
tersebut melalui video. Saat mereka menyaksikan video tersebut sesekali Santi,
Sinta dan Putri mengikuti gerakan tarian tersebut. Beberapa menit kemudian Susi
selaku
anggota kelompok pulang duluan
dari yang lainnya, karena dia udah dijemput oleh ibunya, dan sementara itu yang
lainnya pun ikut pulang.
“Eh,
yang cowoknya kan bawa motor antarin kami pulang lah yang ceweknya.” ujar Putri.
“Yaudah,
kalau gitu aku antarin Putri
kan rumah kami searah, Indra
antarin Santi, Rama antarin Sinta rumah kalian kan juga searah, nah kamu Bowo sendiri deh hahaha”
ujar Robi.
“Oke,
siip..!!” jawab serentak Indra
dan Rama.
Ketika
keesokan harinya di sekolah pas jam istirahat terlihat Ririn sedang melakukan modern
dance. “Hey Ririn,
kamu sendiri? Kamu tidak membuat kelompok?” ujar Bowo
“Eh iya nih, aku sendiri. Memangnya kenapa?” tanya
Ririn
“Hahaha tidak apa-apa kok Rin, oh iya btw bukannya kita
disuruh untuk menari tarian tradisional bukan modern dance.” ujar Bowo.
“Suka-suka
kulah, emang kalau aku modern dance ada masalah??”
ujar Ririn dengan ketus
“Oalah ya sudah kalau begitu, semangat ya Rin.” ujar
Bowo dengan paras senyum.
Karena kesal dengan jawaban Ririn, Bowo pun
meninggalkannya. Bowo memilih untuk berkumpul dengan anggota kelompoknya dan
meminta untuk jam pulang sekolah memulai latihan menari. Pada saat pulang sekolah mereka pun mulai berlatih nari karena dua minggu lagi mereka akan tampil.
“Ayo semuanya kita latihan hari ini karena dua minggu lagi kita akan tampil.” ujar Bowo.
Sewaktu latihan Rama tampak main-main dan dia melakukan gerakan
lain.
“Rama!! Kau ini gimana sih, udah tau dua minggu lagi kita akan tampil tapi kamu tidak serius latihannya.” kata Putri sambil membentak.
“Betul tu, bukannya melakukan gerakan tari
malah melakukan gerakan lain.” ujar Susi
“Sudahlah, kalian tak usah bertengkar terus,
kalau kalian bertengkar terus latihannya tidak akan selesai.” ujar Bowo.
“Betul itu kata Bowo, lebih baik kita lanjutkan saja latihannya.”
ujar Indra
“Iya-iya aku minta maaf , aku gak akan
mengulanginya lagi.” ujar Rama sambil merasa bersalah. Mereka pun melanjut kan latihannya hingga sore hari.
Tak terasa senja sore tenggelam berganti malam dengan
hiasan gemerlap bintang. Bowo dan teman-teman mengakhiri kegiatan pada hari itu
dan dilanjutkan pada keesokan harinya.
Seminggu kemudian….
Pagi hari ini sangat beda dengan hari-hari
biasanya. Indra yang biasanya datang selalu saja hampir terlambat akan tetapi
pagi ini dia datang pertama di kelasnya. Tak lama Bowo pun datang dan mengejek
Indra.
“Lah, ndra tumben
kamu datang pagi. Biasanya juga kamu datang mepet-mepet jam masuk sekolah
haha.” ujar Bowo
“Datang pagi salah,
datang siang salah. Terus aku harus datang kapan?” ujar Indra
“Hahaha bercanda kok
ndra, jangan marah. Ya baguslah kalau kamu datang pagi, biar kamu jadi anak
yang rajin. Lain kali kamu datang pagi lagi ya, kayak hari ini.” ujar Bowo
“Ok deh, aku
usahakan.” ujar Indra
Semakin siang kelas pun semakin ramai. Teman-teman
sekelas Indra dan Bowo mulai berdatangan ke sekolah untuk mengikuti pelajaran
pada hari ini. Bowo pun memberitahu kepada anggota kelompoknya bahwa nanti
siang berkumpul dikelas dan melakukan latihan lagi. Waktu begitu cepat berlalu,
beberapa menit lagi siswa/i mengakhiri pembelajaran pada hari ini.
Saat Bowo dan anggota kelompoknya berkumpul dan
melakukan latihan, suatu ketika Ririn menghampiri mereka.
“Hei,, kalian wih
lagi serius latihan ya?” ujar Ririn
“Eh rin. Kamu kapan
datangnya?” ujar Bowo
“Baru saja aku
datang, oh iya maaf ya aku ganggu kalian.” ujar Ririn
“Iya tidak apa-apa
kok rin.” ujar Santi,
Putri, Sinta dengan serempak
“Oh iya kedatangan
aku kesini bermaksud untuk bergabung dengan kalian, kalian mau tidak? Aku ada
ide nanti kita berkolaborasi antara tradisional dan modern dance.” ujar Ririn
dengan raut muka bimbang
“Hmmm,, gimana nih
teman-teman?” ujar Bowo selaku ketua anggota
“Tapi waktunya kan
tinggal seminggu lagi kita tampil. Apakah cukup dengan waktu seminggu kita
melakukan latihan kolaborasinya? Kita latihan sudah 70% loh, jangan latihan ini
hancur gara-gara lo Rin. Kenapa lo gak ngajak kolaborasi dari kemaren-kemaren
ngomong ke kitanya?” ujar Putri dengan nada tinggi
“Maaf kan aku put,
tapi kalau kalian tidak mau menerimaku juga tidak apa-apa kok.” ujar Ririn
dengan wajah melas
“Eh put tapi ide
Ririn itu bagus loh, kalo kita berkolaborasi kan kerennn. Kita coba dulu aja,
kita pasti bisa kok.” ujar Santi
“Wah betul tuh kata
Santi, kan keren jadinya kalau kolaborasi. Aku jadi membayangkan nanti kita pas
pentas.” ujar Susi
“Sudah sudah jangan
berantem, ayo kita mulai latihan kolaborasi aja sekarang.” ujar Sinta
“Yok teman-teman kita
mulai latihan lagi. Coba kamu jelasin Rin maksud dari ide kamu.” ujar Bowo
“Nih maksud dari ide
aku gini, jadi nanti musiknya di kolaborasiin dengan modern dance misalnya
musik dari tadisional dancenya itu 10 menit nah kita bagi 2 jadi tradisional
dance tampil 5 menit dan modern dance juga tampil 5 menit.” ujar Ririn
“Wah aku paham ok ok,
semoga latihan kita lancer.” ujar Bowo
“Aminnnnnnn.” ujar
anggota kelompok Bowo dengan serempak
“Yaudah kita latihan
setiap hari ya, soalnya tinggal seminggu lagi nih waktunya.” ujar Bowo
“Ok boss siapp.” ujar
anggota kelompok Bowo dengan bercanda
Seminggu kemudian…
Tibalah
hari diadakannya pentas seni siswa kelas 7. Bowo dan anggota kelompoknya sudah
siap di belakang panggung. Diintipnya suasana dari balik tirai, sungguh sangat
ramai. Di antara sekian banyak orang yang datang, Ririn melihat ayah dan ibunya
di bangku penonton. Ia tersenyum lebar. Rasa takut dan khawatir kini tak lagi
menghinggapinya. Ketika kelompok Bowo tampil, mereka maju kepanggung tak
disangka dari awal
tarian hingga akhir banyak penonton yang bertepuk tangan dan memberikan pujian
sambal berdiri diiringi teriakan gembira menggema di sekolah itu.
“Wonderful”,“Amazing”,”Luar biasa”,”Keren banget”, itulah kata-kata yang keluar
dari mulut para penonton yang menyaksikan kolaborasi tari tersebut.
Kali ini, semua penonton larut menyaksikan
penampilan tari kolaborasi tersebut. Waktu terasa beerlalu cepat, saat para
peserta pentas seni ternyata menyudahi pertunjukan mereka. Tak ayal, semua
penonton menyambut dengan berdiri diiringi tepuk tangan berkali-kali. Dan sekarang tibalah waktunya bagi mereka
pemberitahuan nilai, tidak disangka ketika nilai disebutkan ternyata kolaborasi
tradisional dance dan modern dance tersebut mendapatkan nilai yang lebih tinggi daripada kelompok yang lain. Semua siswa/i kelas 7 pun yang mendengarkan pemberitahuan itu memberikan selamat
atas kemenangan kepada kelompok Bowo.
Dengan mengkolaborasikan antara tradisional
dance dan modern dance hasil globalisasi dalam satu acara, akan menumbuhkan
pengetahuan baru dan nyata bagi kita. Hal ini dimaksudkan untuk memberi
keseimbangan bagi pengaruh kebudayaan modern dampak globalisasi di Indonesia
yang tidak mungkin kita hindari.